Like us on Facebook

Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia, Motivator indonesia Asia

sabun muka, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia, Motivator indonesia Asia


Senyuman dari Palestina



Belasan, puluhan bahkan hingga ratusan ledakan dan rudal di hantamkan di bumi palestina. Hati siapa tak terisis menyaksikan pembantaian manusia terhadap manusia secara nyata. Bayi, anak-anak, wanita, laki-laki, bahkan jarang terlihat lansia disana dikarenakan usia mereka harus terdahului dengan bongkahan kerakusan zionis Israel.



Goresan, memar, sesak nafas adalah hal kecil bagi mereka. Iman mereka terlalu kuat jika hanya untuk merasakan perhatian Tuhan. Apa yang mereka alami adalah bentuk kasih sayang Tuhan. Tertimbun puing-puin bangunan yang  begitu dalam, kehilangan anggota badan, bahkan kehilangan anggota keluargapun sudah menjadi hal biasa bagi mereka yang sangat disayang Tuhan. Tapi apa yang mereka lakukan? Mereka bertahan, bertahan demi keimanan banyak orang.
Motivator Indonesia Terbaik Motivator Indonesia Motivator indonesia Asia


Apa yang kalian lakukan jika tau anak kita mati karena kejamnya rezim?


Hidup dan mati adalah kuasa Ilahi. Takdir adalah kepastian tetapi hidup tetap harus berjalan. Proses kehudipan adalah hakikat, sementara hasil akhirnya adalah syariat. Allah akan menilai hasil perjuangan manusia bukan dari hasil akhirnya. Kalaupun harus menjumpai kematian itu, artinya mereka mati syahid dengan keimanan mereka.


Heran dengan mereka yang sibuk piknik, bersolek, memperkaya diri, kasmaran tanpa sedikitpun manfaat, hingga mereka pun lupa dengan saudara mereka yang sedang sibuk bertahan hidup dengan genggaman iman. Jangankan untuk berpiknik, untuk bernafas dengan tenangpun mereka susah. Jangankan bersolek, wanita palestina masih sibuk mempertahankan kehormatan wanita yang dijunjung tinggi kaumnya. Jangankan memperkaya diri, untuk mencari air minum saja mereka tidak sempat, mereka selalu sibuk menggandeng tangan saudara mereka yang berlarian dari kejaran ledakan dan rudal, sibuk dengan saudara mereka yg tertindih puing bangunan, sibuk dengan sauranya yang bersimbah darah penuh kecintaan pada Rabb-nya. Jangankan kasmaran, untuk mempertahankan hidup keluarga mereka saja  sulit.


Jikapun dipikir dengan ilmu agama, israel hanyalah tentara yang di utus Allah sebagai penguji keimanan mereka, seberapa besar cinta mereka kepada Rabb-nya, seberapa besar cinta mereka pada dunia. Dan kita sebagai saudara mereka, tugas kita tak hanya berdoa, tapi juga dengan tindakan yang nyata. Kalaupun berdoa peluang besar doa merekapun lebih diijabah, karena doa orang yang teraniaya lebih mujarab dihadapan Rabb-nya. 


kawan, mari renungkan bagaimana keadaan iman mereka saat ini? Hingga merekapun tetap tegar dan kokoh tidak akan meninggalkan tanah Nabi.


Hati siapa yang tak beranjak melihat para jiwa-jiwa yang Allah anugrahkan jihad pada setiap detik langkahnya. Apakah kita akan menyia-nyiakan kesempatan ini? Kesempatan bergandeng tangan dengan para kekasih Allah.



Dengan jiwa muda yang kita miliki saat ini, bahkan rudal milik Israel bukan hanya dapat kita lewati, tapi dapat kita bumihanguskan senjata sekaligus balatentaranya.  Kawan, mari bergandeng tangan jihad karena Allah, jika kita gugurpun syahid iman dalam keberanian. Karena bukan hanya para shalafussaleh yang ingin namanya di sebut di arsy menjadi ambasador terbaik dilangit tinggi.


sabun muka,  Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia, Motivator indonesia Asia

Motivator Indonesia Muda,motivator Indonesia Asia

sabun muka Motivator Indonesia Muda



Kujemput Impian ajaib bersamamu

Perkenalkan, sahabat-sahabatku yang sudah 5 tahun ini 1X24 jam selalu bersama. Dari bangun tidur hingga tidur lagi. Makan sepiring bersama, tidur dengan tikar yang sama, mandi dengan sabun yang sama, bahkan saat menderita kelaparan tanpa makan juga bersama..

Entah mengapa dari deretan tokoh ternama, merekalah yang sangat mempengaruhiku. Ya memang benar, jika lingkungan mempengaruhi kehidupan seiring dengan pola pikir.

Salah satu diantara mereka yang kerapkali kupintai pendapat, dengan postur kecil, cantik nan mungil. Tak beda dengan santri pada umumnya, ketika jadwal maju setoran rutin,  dia terkadang kualahan dengan seni bahasa yang sulit diingat. Pagi hingga malam tiada henti mushaf kumuh  selalu ditanganya. Bibir komat-kamit melantun runtut memperjuangkan 30 juz-nya. Banyak yang luar biasa darinya. Sabar, periang dan yang lebih dahsyatnya adalah istiqomah tanpa henti dengan tekat kuat "ngalap barokah Romo yai Ibu nyai". Impianya sederhana, menjadi bagian senyuman dari kebahagiaan orang lain.

Yang tidak kalah cantiknya dengan kawan pertama, kocak dan banyak tingkah namun begitu ulet dan terkenal ilmu laduni-nya. Beda dengan yang lain, kawan yang satu ini selain cerdas dalam hafalan, dia yang paling sering membuat lelucon memecah suasana hening dalam sayup redup. Apa yang hebat darinya? Dia mampu menghafal 30 juz hanya dalam kurun waktu 2 tahun.

Beda usia,  beda angkatan, namun selalu dalam satu pembahasan impian. Kali ini dia lebih menginspirasi dengan tekadnya yang luar biasa. Secara konsep pemikiran dialah yang paling sejalan denganku. Tak peduli dengan tren masakini, dia lebih mengarahkan hati pada impianya. Berusaha meyakinkan orang lain bahwa impian akan jadi nyata. Jangan takut bermimpi besar sebesar apa yang diimpikan. Banyak keajaiban yang kualami denganya. Tak hanya satu dua pelajaran yang kudapat bersama. Denganya kutak lagi takut bermimpi sebesar bumi, bahkan langitpun akan kurenangi dengan kata-katanya.

Pada akhirnya, kami alumni melanjutkan impian masing-masing dengan penuh keajaiban tanpa pernah takut untuk redup. Jatuh? Ya bangun lagi! karena ada begitu banyak cara Allah menyampaikan keberhasilan.
motivator indonesia muda, motivator indonesia asia

Motivator Indonesia Terbaik

sabun muka Motivator Indonesia Terbaik



Maka Nikmat Tuhan Manakah Yang Kau Dustakan ?

Terisak tangis bahagia ketika seorang ibu mendengar suara buah hati untuk pertamakalinya bernafas dengan oksigen-nya sendiri. Tangan mungil mencengkram jemari ibunya. Bibir mungil merengek kehausan dan dengan sigap seorang ibu membelai lembut, penuh kasih sayang yang tak pernah lekang. Apakah kau sadar wahai jabang bayi? Karena kasih Allah kau dipertemukan dengan seorang wanita berhati kapas nampak sedang mendekapmu mesra. dipandanginya dirimu dengan penuh decak kagum akan perjuanganmu hingga sampai di pelukanya.

Saat kau beranjak anak-anak kaih ibumu tak pernah berkurang, dari gizi makanan, kebersihan, pendidikan, teman pergaulan, lingkungan dan komunikasi selalu dijaganya. Bayangkan ketika dirimu jatuh sakit, kemudian hati siapa yang paling menjerit melihamu lemah tanpa tenaga? seorang ibu seringpun meminta agar ibu saja yang sakit. Masa kanak-kanaklah masa yang paling bahagia menjadi seorang ibu.

Saat kau beranjak remaja, kau lebih sering kawan mainmu daripada ibumu. Memilih keluar dengan alasan lebuh mengasyikan, lupa bahwa ibumu juga merindumu.

Waktu berlalu, pendidikanmu tamat dan karirmu melonjak,  harta berlimpah, rumah dan mobil mewah, tak jarang pula kau  dikerumuni wartawan berita untuk wawancara. Dan lagi-lagi kau lalai dan melupakan rindu ibumu.

Saat kau tumbuh dewasa kau menikah dengan pilihanmu. Ibu persiapkan segalanya dengan sempurna untuk anak tercinta. Harta yang sudah lama kau kumpulkan akhirnya akan berpidah tangan untuk tanggung jawab keluarga barumu. Apa kau ingat siapa dibalik suksesmu?

Ketika kau punya anak yang bukan lain adalah cucu ibumu, kau repoti dia dengan permintaan tolong asuhan cucu. Jarang sekali kau jenguk ibumu dan mampir kegubuk tua yang kumuh jika bukan karena anakmu.

Apakah kau tau apa yang diadukan ibumu setiap malam dalam doanya kepada Rabb-mu? Ibumu meminta kebahagian, kesehatan, kemakmuran, keselamatan untukmu dan keluarga. Selalu diceritakanya bagaimana dia sangat mencintaimu, merindu dirimu dulu yang didekap eratnya.

Saat ibu telah tiada, barulah terasa bagaimana kepedihan kehilangan. Lalu siapa yang harus disalahkan? Dirimu? Ibumu? Atau kesuksesan oleh doa ibumu?
Kau lupa bahwa kesuksesanmu adalah keridhoan darinya.



Terisak tangis bahagia ketika seorang ibu mendengan suara buah hati untuk pertamakalinya bernafas dengan oksigen-nya sendiri. Tangan mungil mencengkram jemari ibunya. Bibir mungil merengek kehausan dan dengan sigap seorang ibu membelai lembut, penuh kasih sayang yang tak pernah lekang. Apakah kau sadar wahai jabang bayi? Karena kasih Allah kau dipertemukan dengan seorang wanita berhai kapas nampak sedang mendekapmu mesra. dipandanginya dirimu dengan penuh decak kagum akan perjuanganmu hingga sampai di pelukanya.

Saat kau beranjak anak-anak kaih ibumu tak pernah berkurang, dari gizi makanan, kebersihan, pendidikan, teman pergaulan, lingkungan dan komunikasi selalu dijaganya. Bayangkan ketika dirimu jatuh sakit, kemudian hati siapa yang paling menjerit melihamu lemah tanpa tenaga? seorang ibu seringpun meminta agar ibu saja yang sakit. Masa kanak-kanaklah masa yang paling bahagia menjadi seorang ibu.

Saat kau beranjak remaja, kau lebih sering kawan mainmu daripada ibumu. Memilih keluar dengan alasan lebuh mengasyikan, lupa bahwa ibumu juga merindumu.

Waktu berlalu, pendidikanmu tamat dan karirmu melonjak,  harta berlimpah, rumah dan mobil mewah, tak jarang pula kau  dikerumuni wartawan berita untuk wawancara. Dan lagi-lagi kau lalai dan melupakan rindu ibumu.

Saat kau tumbuh dewasa kau menikah dengan pilihanmu. Ibu persiapkan segalanya dengan sempurna untuk anak tercinta. Harta yang sudah lama kau kumpulkan akhirnya akan berpidah tangan untuk tanggung jawab keluarga barumu. Apa kau ingat siapa dibalik suksesmu?

Ketika kau punya anak yang bukan lain adalah cucu ibumu, kau repoti dia dengan permintaan tolong asuhan cucu. Jarang sekali kau jenguk ibumu dan mampir kegubuk tua yang kumuh jika bukan karena anakmu.

Apakah kau tau apa yang diadukan ibumu setiap malam dalam doanya kepada Rabb-mu? Ibumu meminta kebahagian, kesehatan, kemakmuran, keselamatan untukmu dan keluarga. Selalu diceritakanya bagaimana dia sangat mencintaimu, merindu dirimu dulu yang didekap eratnya.

Saat ibu telah tiada, barulah terasa bagaimana kepedihan kehilangan. Lalu siapa yang harus disalahkan? Dirimu? Ibumu? Atau kesuksesan oleh doa ibumu?
Kau lupa bahwa kesuksesanmu adalah keridhoan darinya.
 sabun muka Motivator Indonesia Terbaik


Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Indonesia Terbaik




Tak Kenal Lelah, Gagah Nan Tegar Itu Ayah

Langkahnya tak pernah lelah, meski peluh basah, senyumnya masih sumringah, Ayah.
Ibu memang yang memiliki kasih sepanjang masa, tapi bagaimana dengan ayah? Apakah hanya kasih ibu yang kita tuangkan dalam kisah hidup kita? Ayah atau ibu memiliki kasih yang tidak ada duanya kepada anak-anaknya.  Memperjuangkan seluruh hidupnya untuk kebahagiaan si buah hatinya, yaitu aku.
Ini aku, anak yang sedang berada di Kota orang. Di sini, aku sedang belajar bagaimana hidup tanpamu.  Mencoba memenuhi kebutuhan dengan segala jerih payah, yang pastinya mencoba menahan rindu kepadamu, meskipun terkadang aku merasa teriris dan tak mampu lagi menahan tangis ketika mengingatmu. Tapi, apakah ayah tahu setiap kali aku merasakan hal itu, aku benar-benar rindu akan dirimu, rindu akan sosok motivasi dalam diriku.

Saat pagi tiba, saat aku memulai aktivitas dengan senyuman, bukan sarapan. Secara tak sengaja aku teringat, yang biasanya beliau selalu menyuruhku untuk sarapan terlebih dahulu sebelum memulai segala akktivitas, namun hal itu hilang rasanya dengan segala aktivitas yang mulai merangkak sibuk seiring naiknya sang mentari, yang artinya aktivitas makan pagi atau sarapan pun sudah tidak ada,, sebagai gantinya ya dengan makan siang. Duh rindu sarapan bersama mu.

Ayah, kini anak kecilmu sudah mulai tumbuh dewasa, ingin rasanya menjadi anak kecilmu lagi, anak kecil yang selalu kau sayang, selalu kau manja, selalu kau perhatikan, dan selalu kau jaga. Aku tahu menjadi seorang ayah tidaklah mudah.

Setiap ayah pasti berusaha melakukan yang terbaik kepada anaknya. Setelah mendengar kata ayah, yang terpikirkan olehku adalah kebaikan dan kerja keras. Kerja keras yang tidak ada habisnya untuk keluarga tercinta.

Malam jadi pagi, pagi menjadi malam. Dari pagi hingga malam bekerja bagaikan mesin yang menuntaskan permasalahan yang ada di keluarga kecil ini. Tidak pernah terlintas kata lelah dari mulut ayah. Tetapi aku tahu, terlihat jelas di raut wajahnya yang semakin menua.  Ayah selalu menutupi rasa lelahnya dengan senyuman dan canda tawa kepadaku.

Ingat saat itu ketika aku masih sekolah dasar, beliau menyuruhku untuk belajar mempelajari materi buku. Aku tau beliau tidak dapat membaca menulis namun semangatnya yang besar selalu memotivasi ku hingga aku sekarang sudah tumbuh besar. Demi meraih cita-cita aku akan berpisah sejenak denganmu. Teringat tentang dirimu rasanya aku merindukan banyak hal tentang ayah hari ini.

Aku rindu senyummu, parasmu, suaramu,

Aku merindukan duduk di depan tv berkumpul bersama ibu, ayah, kakak dan adik. Menghabiskan pagi yang sibuk, yang selalu dikejar waktu, yang selalu terburu-buru. Menikmati waktu magrib bersantai bersama sambil menonton televisi dan bercengkrama bersama hingga larut malam, menikmati waktu untuk saling menghibur bersama.

Waktu terus berlalu jam, hari, bulan hingga tahun, yang dahulu kecil sekarang sudah besar, yang dahulu punya waktu banyak untuk berkumpul sekarang untuk bertemu pun rasanya sulit sekali.
Orang tuaku bukanlah orang berada, ayah hanya seorang petani di sawah dan ibu hanya sebagai seorang ibu rumah tangga biasa.  Walaupun begitu mereka tetap ingin melihat anaknya untuk bisa menjadi orang sukses dan merasakan sekolah setinggi mungkin. Namun karena kendala ekonomi, akhirnya aku mengambil kesempatan kuliah bidikmisi universitas terbuka, dan alhamdulillah diterima.

Aku pun berhasil untuk kuliah di perguruan tinggi, aku sangat bersyukur karena bisa membanggakan orangtuaku dengan berkuliah. Hari terus berganti, bulan terus berlalu, dunia kuliah pun tidak seindah yang aku bayangkan, rasa lelah dan letih terus menghampiri, tugas kuliah yang menumpuk, pola tidur yang tidak beraturan, pola makan yang tidak terkontrol.

Sesekali aku mulai mengeluh dengan keadaanku saat ini, ingin rasanya bermalas-malasan saat kuliah, bagaimana tidak jenuh dengan rutinitas yang seperti itu, ditambah lagi tugas-tugas yang sangat menumpuk dan membuat aku ingin cepat-cepat menyudahi masa kuliahku.

Namun, aku selalu ingat akan dengan konsekuensi perkuliahan bidikmisi yakni dituntut ipk yang bagus dan kehidupanku selama aku berada di kota orang, mengingat jerih payah ayah, kerja keras hingga banting tulang untuk mencari nafkah demi keluarga yang ada di rumah. Semua dilakukan ayah demi keluarga yang dicintainya. Aku juga teringat akan janjiku dulu kepada ayah untuk bisa kuliah dengan baik dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

Setiap aku merasa lelah dengan segala tugas yang ada, setiap aku merasa lelah dengan rutinitasku, setiap aku merasa ingin menyerah dengan keadaan yang ada, aku selalu ingat perjuangan ayah. Malu rasanya jika aku harus menyerah begitu saja, menyerah dengan keadaan yang tidak sebanding dengan perjuangan ayah.
Ayah tidak pernah lelah untuk bekerja, ayah juga tidak pernah mengeluh jika setiap hari ia harus bekerja dari pagi hingga larut sore. Ayah sangat pintar untuk menyembunyikan rasa lelah dan letihnya, ayah selalu tersenyum ketika pulang dari sawah, padahal aku tahu betapa lelahnya ayah saat bekerja setiap harinya.
Sangat belum aku dikatakan membanggakan kedua orang tuaku. Terutama membalas apa yang ayah berikan kepada aku sampai saat ini. Sedih mengingat apa yang aku balas ke ayah dari perjuangannya untuk membesarkan aku sampai sekarang.

Maaf ini selalu tertuang dibenak anakmu ayah. Perjuanganmu akan aku balas dengan keringatku nanti. Aku akan membuat sisa-sisa hari tuamu menjadi bagian yang terbaik dalam hidupmu. Terima kasih ayah meski puluhan juta kata ini tidak akan membayar apa yang telah ayah lakukan kepadaku, anakmu.
Motivator Indonesia Terbaik
 
ibs(idblogsite)